Pada dasarnya, market research adalah pengambilan dan analisis data tentang perilaku dan tren konsumen. Tujuannya untuk memahami target pasar. Market research adalah topik yang saya geluti dalam pekerjaan saya sedari lulus kuliah 2 tahun lalu. Tepatnya, saat ini saya bekerja sebagai consumer insight, tugas utamanya adalah menjadi voice of consumer, perilaku dan aspirasi konsumen+tugas melihat tren market produk di perusahaan.
Contoh kongkrit pekerjaan market research itu seperti apa sebenarnya?
Nah, salah satu brand di kantor kami meluncurkan produk makanan Abon yang didesain supaya cocok di lidah anak dan baik untuk anak. Tugasnya researcher adalah untuk menelusuri lebih dalam, produk Abon seperti apa yang disukai anak? apa saja kriterianya? Pertanyaan itu bisa dijawab dengan market research, spesifiknya adalah dengan product test, yaitu mencicipi sample produk dengan beragam macam bentuk dan rasa. Tujuannya, melihat varian/sample jenis mana yang calon konsumen lebih sukai.
Kemudian apa dampaknya jika tidak melakukan riset pasar? Beberapa di antaranya, kerugian membuat materi marketing yang tidak dimengerti, atau lebih parah lagi, konsumen yang ditargetkan tidak mau membeli produk yang sudah kita bikin susah payah.
Apa jadinya ketika sebuah perusahaan tidak melakukan product test kepada calon konsumen?
Ada beberapa kemungkinan. Diantaranya, produk tidak laku di pasaran karena konsumen kurang puas dengan rasa abon, ataupun produk sebenarnya enak tetapi orang tidak tahu bahwa abon yang dijual ini ternyata enak (Misalnya jualan marketing tidak pakai keyword kata-kata yang suka dicari orang kalau mau CO produk abon saat online, atau berjualan di tempat yang kurang strategis yang sepi, dsb)
Oke, saya paham tentang apa itu market research, tapi sebenarnya market research ada apa aja jenisnya?
Market research bisa dibagi dua, tergantung tujuannya. Research untuk mengkonfirmasi asumsi yang dipunya (riset kuantitatif), dan research untuk eksplorasi dan memunculkan temuan baru yang belum ada sebelumnya (riset kualitatif).
Contoh riset kuantitatif misalnya survey sikap dan penggunaan, atau kata lainnya adalah Usage & Attitude study. Tujuannya untuk mengetahui produk dan merek apa saja yang pernah, sedang, ataupun yang tidak pernah digunakan sebelumnya. Riset ini juga terkadang ingin tahu aspirasi/cita-cita orang ingin pakai brand apa di masa yang akan datang. Nah outputnya dari riset ini, salah satunya adalah mengkonfirmasi brand apa saja sih yang sedang banyak digunakan pada saat ini, dan tipe produk yang seperti apa yang sedang laku di pasaran.
Bukannya tinggal searching aja ya, cari topik ‘tren produk x dan y di tahun 2024’, kenapa mesti repot-repot pakai market research?
Memang bisa, dan instan juga hasilnya. Akan tetapi, kita (seringnya) tidak tahu konteks hasil artikel itu darimana sumbernya, dan (bisa jadi) itu artikel advertorial (informasi+iklan) jadinya bias dong.
Dengan demikian, market research membantu perusahaan tidak hanya memahami pasar, tetapi juga mengurangi risiko rugi, meningkatkan efektivitas pemasaran, dan memastikan produk atau layanan yang ditawarkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen.